Senin, 29 Desember 2008

Selamat Tahun Baru Hijriah

Tahun lalupun berkesan
Masih melambai di puncang kenangan
Kenangan manis
Kenangan pahit
Antara tawa dan tangis
Antara do'a dan dosa

Tahun barupun kini datang kembali
Membuat lembaran bagi insan beriman
Buat tulisan tinta-tinta kebaikan
dan merangkul kesunyian yang bertaburan

Hari-hari yang hadir di tahun baru ini
adalah pangkal pancaran kalam Illahi
buat penerang hidup manusia di setiap saat

Membunuh segala nafsu
Membunuh segala dengki
hingga rongga-rongga dan qalbu
yang penuh terisi dengan taqwa
Selengkapnya...

Kamis, 25 Desember 2008

Tahun Baru Hijriyah

Sebentar lagi kita akan memasuki tahun baru hijriah,,, tepatnya kita akan memasuki bulan muharram. Yang berarti kita akan meninggalkan tahun lalu,,, dan memasuki tahun baru hijriah,,, yakni tahun baru 1 Muharram 1430 H, atau bertepatan dengan 29 Desember 2008...

Itu artinya,,, hijrah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam... Beserta para sahabatnya ke madinah telah berumur 1430 tahun... Sebuah peristiwa bersejarah yang patut dikenang...

Didalam tahun baru hijriah ini selayaknya,,, kita sebagai muslim yang taat,,, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah kita perbuat... Dan memilih semua bentuk amalan yang baik untuk tetap kita pertahankan dan kita tingkatkan porsi amalan yang baik untuk kita kerjakan... Dan meninggalakan semua perbuatan yang tidak bermanfaat,,, baik untuk diri kita ataupun orang sekitar kita...

Didalam tahun baru ini,,, kita senantiasa berusaha untu menjadi hamba Allah SWT yang taat akan perintahnya, dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhi segala larangannya... Dan bukanlah Allah SWT telah berfirman bahwa manusia adalah hambanya yang memiliki tugas untuk beribadah... Kalaulah ditahun-tahun lalu kita masih sering melakukan berbagai kekurangan,,, maka marilah kita kejar kekurangan-kekurangan itu dengan semangat memperbaiki diri menuju kesempurnaan,,, baik itu dalam beribadah,,, bekerja,,, bermasyarakat,,, dan berkreasi...

Dan jika dimasa-masa lalu masih banyak berbagai keburukan yang kita lakukan,,, maka marilah kita ganti keburukan itu dengan semangat memperbanyak amalan-amalan saleh... Kapan lagi kita memperbaiki diri,,, kalau bukan dimulai dari sekarang??? Dan pantaskah kita menundanya??? Padahal kita tidak tahu kapan kehidupan didunia ini berakhir??? Dan juga ingatlah!!! bahwa Allah SWT tidak menjadikan kehidupan didunia ini abadi,,, firmannya dalam Al-Qur'an surat Al-Anbya 34-35 yang artinya : Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu Muhammad, maka jika kalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap bernyawa akan merasakan mati, kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada kamilah kamu sekalian dikembalikan.

Ayat diatas sungguh sangat jelas menerangkan,,, bahwa kehidupan didunia ini tidak kekal, dan semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian...

Tanda tanda zaman menuju kiamat sudah banyak terjadi... Allah SWT sudah memberikan kita nikmat Iman,,, nikmat Islam,,, akal dan pikiran yang mana berbeda dengan makhluk Allah SWT yang lainnya yaitu hewan dan jin... Oleh karena itu gunakanlah nikmat yang telah Allah SWT berikan tersebut guna meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dengan rasa cinta dan harap kepada Allah SWT semata...

Semoga kita menjadi hamba yang pandai bersyukur kepada Allah SWT karena hamba yang pandai bersyukur adalah golongan yang sedikit... aamiin...
Selengkapnya...

Senin, 22 Desember 2008

Hari Ibu

Kasih Ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa,,,
Hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia...


Tentu kita masih ingat lagu ini,,, lagu di masa kecil dulu... Ibu yang mengandung kita selama 9bln,,, ibu yang menyusui kita selama 2thn (bahkan mungkin ada yg lebih),,, ibu yang mengasuh n mendidik kita sedari kita kecil,,, tanpa mengeluh dan tanpa rasa lelah...

Kisah Siti Hajar dan Ismail di mekkah sarat akan teladan yang luar biasa akan perjuangan seorang ibu untuk mempertahankan kehidupan anaknya...

Beliau berlari-lari mencari air di tengah padang yang tandus,,, dalam kondisi yang lemah karena baru melahirkan... Pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu memang luar biasa..

Sejarah Hari Ibu di Indonesia

Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.

Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.

Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.

Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.

Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Di Solo, misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara langsung.

Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.

Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji ke-ibu-an para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.

Berbakti kepada Ibu

Untuk menunjukkan rasa sayang terhadap ibu tak harus selalu menunggu datangnya hari ibu,,, setiap waktu,,, setiap saat kita dapat menunjukkannya dengan berbakti kepadanya...

Dalam hal berbakti kepada kedua orangtua,,, Islam menempatkan ibu pada posisi di atas posisi ayah... Nabi SAW bersabda,,, “Kewajiban anak berbakti kepada ibu berbanding dua kali lipat berbakti kepada ayah.” Bahkan,,, ketika ada seorang sahabat yang meminta izin untuk bisa turut berperang,,, Nabi lebih mengutamakan berbakti pada ibu daripada berjihad pada sahabat itu...

Penghormatan Islam terhadap posisi ibu terkait dengan begitu besarnya peran ibu dalam proses terlahirnya seseorang ke dunia... Allah SWT berfirman, “Ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,” (Q.S. Al-Ahqaf [46]: 15). Di ayat yang lain, Allah juga berfirman, “Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu,” (Q.S. Luqman [31]: 14).

Disadari atau tidak,,, kita sering kali mengabaikan keberadaan ibu kita... Interaksi kita dengan dunia luar membuat kita—sengaja atau tidak—lupa bahwa ada surga di rumah kita, yaitu ibu... Ketika sudah berkeluarga,,, waktu kita juga seolah hanya tersita untuk pekerjaan dan keluarga kita sendiri,,, sementara orangtua kita menempati posisi kesekian dalam daftar prioritas pemanfaatan waktu... Padahal,,, Rasulullah SAW berpesan,,, “Ridha Allah itu tergantung pada keridhaan orangtua kita.

Mungkin satu hal yang bisa dilakukan untuk menebus kesalahan kita kepada orangtua itu adalah mendoakannya... Doa untuk orangtua yang diajarkan Nabi,,, “Ya Allah, ampuni saya dan kedua orangtua saya sebagaimana keduanya telah mendidik saya di waktu kecil.


Selengkapnya...

Rabu, 17 Desember 2008

Kenangan.....

Kulihat Raut muka yang sangat muram
terbayang perjalanan yang begitu kejam
dapatkah kau sentuh hati yang dingin
memendam kebekuan dan keinginan

seperti apakah kisah hidup yang kau inginkan
suatu kisah yang sangat hidup dalam pikiran
bayangan dan kenangan yang selalu tersimpan

Bangkitlah dan lihat langit itu
Apakah masih kau tutup hatimu???
Do'aku menyertaimu

Sinar kehidupan
Terpancar dimatamu
Terang dan menyilaukan

Selengkapnya...

Rabu, 10 Desember 2008

Idul Adha

Walau Hari Raya Idul Adha sudah lewat 2 hari yang lalu tapi ga da salahnya kan bila qu sedikit mengulas tentang Idul Adha...

Kata Idul Adha (عيد الأضحى) artinya kembali kepada semangat berkurban. Berbeda dengan Idul Fitri yang artinya kembali kepada fitrah. Bila Idul Fitri berkaitan dengan ibadah Ramadhan, di mana setiap hamba Allah selama Ramadhan benar-benar disucikan sehingga mencapai titik fitrah yang suci, tetapi dalam Idul Adha tidak demikian. Idul Adha lebih berupa kesadaran sejarah akan kehambaan yang dicapai nabi Ibrahim dan nabi Ismail alaihis salam. Karenanya di hari tersebut ibadah yang paling utama adalah menyembelih kurban sebagai bantuan terhadap orang-orang miskin.

Dalam perspektif penanggalan, Dzulhijjah merupakan bulan ke-12 (dua belas) yang sekaligus bulan terakhir dalam penanggalan Hijriah. Penanggalan Hijriah merupakan sistem penanggalan yang didasarkan pada siklus pergerakan Bulan mengelilingi Bumi.

Bulan rata-rata memerlukan 29,53 hari menempuh siklus sinodisnya. Siklus sinodis adalah dasar perhitungan bulan dalam penanggalan yang didasarkan pada penampakan bulan seperti kalender Hijriah dan kalender Cina. Inilah yang mendasari jumlah hari dalam sebulan terdiri dari 29 30 hari.

Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan shalat Ied bersama-sama di tanah lapang, seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah shalat, dilakukan penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah kepada Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.

Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik diharamkan puasa bagi umat Islam.

Pusat perayaan Idul Adha adalah sebuah desa kecil di Arab Saudi yang bernama Mina, dekat Mekkah. Di sini ada tiga tiang batu yang melambangkan Iblis dan harus dilempari batu oleh umat Muslim yang sedang naik Haji.

Hari Idul Adha adalah puncaknya ibadah Haji yang dilaksanakan umat Muslim.

Dalam surah Ash Shaffat 100-111, Allah swt. menggambarkan kejujuran nabi Ibrahim dalam melaksanakan ibadah kurban. Indikatornya dua hal:

Pertama
, al istijabah al fauriyah yakni kesigapannya dalam melaksanakan perintah Allah sampai pun harus menyembelih putra kesayangannya.

Ini nampak ketika nabi Ibrahim langsung menemui putranya Ismail begitu mendapatkan perintah untuk menyembelihnya. Di saat yang sama ia langsung menawarkan perintah tersebut kepadanya. Allah berfirman:“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!”

Dan ternyata al istijabah al fauriyah ini nampak juga pada diri Ismail ketika menjawab:
“Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Kedua, shidqul istislam yakni kejujuran dalam melaksanakan perintah.

Allah berfirman: “Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya).”

Inilah pemandangan yang sangat menegangkan. Bayangkan seorang ayah dengan jujur sedang siap-siap melakukan penyembelihan. Tanpa sedikitpun ragu. Kata aslamaa yang artinya keduanya berserah diri menunjukkan makna bahwa penyerahan diri tersebut tidak hanya terjadi sepihak, melainkan kedua belah pihak baik dari Ibrahim maupun Ismail. Di sanalah hakikat kehambaan benar-benar nampak. Bahwa sang hamba tidak ada pilihan kecuali patuh secara tulus kepada Tuhannya. Suatu teladan kehambaan yang harus ditiru setiap orang beriman yang berjuang menuju derajat kehambaan. Karenanya pada ayat 100 seteleh itu, Allah menegaskan bahwa keduanya benar-benar hamba-Nya, Allah berfirman: “Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.”

Dari sini nampak bahwa untuk mencapai derajat kehambaan sejati, tidak ada lain kecuali dengan membuktikan al istijabah al fauriyyah dan shidqul istislam. Nabi Ibrahim dan nabi Ismail telah membuktikan kedua hal tersebut. Allah swt. yang Maha Mengetahui telah merekamnya. Bila Allah yang mendeklarasikannya maka itu persaksian yang paling akurat. Tidak perlu diperbincangkan lagi. Bahkan Allah swt. mengabadikannya dengan menjadikan hari raya Idul Adha. Supaya semua hamba Allah setiap tahun selalu bercermin kepada nabi Ibrahim dan nabi Ismail.

Dengan demikian, esensi Idul Adha bukan semata ritual penyembelihan kurban, melainkan lebih dari itu, membangun semangat kehambaan nabi Ibrahim dan nabi Islamil dalam kehidupan sehari-hari.

Yang perlu dikritisi dalam hal ini, adalah bahwa banyak orang Islam masih mengambil sisi ritualnya saja, sementara esensi kehambaanya dilupakan. Sehingga setiap tahun umat Islam merayakan Idul Adha, tetapi prilaku kesehariannya menginjak-injak ajaran Allah swt. Apa-apa yang Allah haramkan dengan mudah dilanggar. Dan apa-apa yang Allah perintahkan diabaikan. Bukankah Allah berfirman udkhuluu fissilmi kaafaah? Tapi di manakah makna kaffah itu dalam dataran kehidupan umat Islam? Karena itu, setiap kita memasuki hari raya Idul Adha, yang pertama kali harus kita gelar adalah semangat kehambaan yang kaffah kepada Allah. Bukan kehambaan sepenggal-sepenggal, atau kehambaan musiman.

Berapa banyak orang Islam yang rajin mentaati Allah di bulan Ramadhan saja, sementara di luar Ramadhan tidak demikian.

Berapa banyak orang Islam yang rajin ke masjid selama di Makkah saja, sementara setelah kembali ke negerinya, mereka kembali berani berbuat dosa tanpa merasa takut sedikitpun.

Penetapan Idul Adha
Bahwa bila umat Islam meyakini, bahwa pilar dan inti dari ibadah haji adalah wukuf di Arafah, sementara Hari Arafah itu sendiri adalah hari ketika jamaah haji di tanah suci sedang melakukan wukuf di Arafah, sebagaimana sabda Nabi saw.:

اَلْحَجُّ عَرَفَةُ

Ibadah haji adalah (wukuf) di Arafah. (HR at-Tirmidzi, Ibn Majah, al-Baihaqi, ad-Daruquthni, Ahmad, dan al-Hakim. Al-Hakim berkomentar, “Hadits ini sahih, sekalipun beliau berdua [Bukhari-Muslim] tidak mengeluarkannya”).

Juga sabda beliau:

فِطْرُكُمْ يَوْمَ تُفْطِرُوْنَ وَأَضْحَاكُمْ يَوْمَ تُضَحُّوْنَ، وَعَرَفَةُ يَوْمَ تُعَرِّفُوْنَ

Hari Raya Idul Fitri kalian adalah hari ketika kalian berbuka (usai puasa Ramadhan), dan Hari Raya Idul Adha kalian adalah hari ketika kalian menyembelih kurban, sedangkan Hari Arafah adalah hari ketika kalian (jamaah haji) berkumpul di Arafah. (HR as-Syafii dari ‘Aisyah, dalam al-Umm, juz I, hal. 230).

Maka mestinya, umat Islam di seluruh dunia yang tidak sedang menunaikan ibadah haji menjadikan penentuan hari Arafah di tanah suci sebagai pedoman. Bukan berjalan sendiri-sendiri seperti sekarang ini. Apalagi Nabi Muhammad juga telah menegaskan hal itu. Dalam hadits yang dituturkan oleh Husain bin al-Harits al-Jadali berkata, bahwa amir Makkah pernah menyampaikan khutbah, kemudian berkata:

أَنْ نَنْسُكَ لِلرُّؤْيَةِ فَإِنْ لَمْ نَرَهُ وَشَهِدَ شَاهِدَا عَدْلٍ نَسَكْنَا بِشَهَادَتِهِمَا عَهِدَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللهِ

Rasulullah saw. telah berpesan kepada kami agar kami menunaikan ibadah haji berdasarkan ru’yat (hilal Dzulhijjah). Jika kami tidak bisa menyaksikannya, kemudian ada dua saksi adil (yang menyaksikannya), maka kami harus mengerjakan manasik berdasarkan kesaksian mereka. (HR Abu Dawud, al-Baihaqi dan ad-Daruquthni. Ad-Daruquthni berkomentar, “Hadits ini isnadnya bersambung, dan sahih.”).

Hadits ini menjelaskan: Pertama, bahwa pelaksanaan ibadah haji harus didasarkan kepada hasil ru’yat hilal 1 Dzulhijjah, sehingga kapan wukuf dan Idul Adhanya bisa ditetapkan. Kedua, pesan Nabi kepada amir Makkah, sebagai penguasa wilayah, tempat di mana perhelatan haji dilaksanakan, untuk melakukan ru’yat; jika tidak berhasil, maka ru’yat orang lain, yang menyatakan kesaksiannya kepada amir Makkah.

Wallahu a’lam bishshawab.


Sumber : *dari berbagai sumber*

Selengkapnya...

Rabu, 03 Desember 2008

Tidur Berkualitas

Ada sedikit tips nech bagi anda yang sulit tidur.

Tidur yang cukup di malam hari sangat penting bagi tubuh. Tidur merupakan fase dimana tubuh melakukan pemulihan setelah sehari penuh beraktivitas. orang dewasa memerlukan minimal 6 - 8 jam untuk tidur demi menyegarkan kembali pikiran dan tubuh.

Apabila anda kurang tidur, maka aktivitas keesokan harinya akan terganggu karena kurangnya daya konsentrasi otak dan tubuh masih lemas. Oleh karena itu, tidur berkualitas sangat diperlukan, terutama bagi anda yang mempunyai aktivitas tinggi.

Tidur yang berkualitas bisa anda dapatkan dengan beberapa cara. Sebaiknya kurangi asupan kafein sebelum anda tidur. Kafein berfungsi merangsang otak, akibatnya orang yang sangat peka cenderung sulit tidur setelah mengkonsumsi kafein. Efek yang sama juga cenderung dialami seseorang yang mengkonsumsi alkohol dan merokok.

Makan malam sebaiknya dilakukan minimal 2 jam sebelum tidur agar pencernaan tidak bekerja terlalu berat.

Hindari bekerja terlalu berat, karena dapat memacu hormon kortisol, yang biasanya meningkat di pagi hari untuk mempersiapkan tubuh melakukan kegiatan. Apabila dipicu dengan kegiatan yang memakan energi, hormon ini akan muncul lebih cepat dan anda pun akan terbangun di tengah malam.

Satu jam sebelum tidur, lakukan aktivitas yang menenangkan seperti mendengarkan musik, meditasi, yoga, mandi air hangat atau menina-bobokan buah hati anda (bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki balita). Hindari pembahasan atau pembicaraan yang memeras otak. Anda dapat membahasnya di pagi hari saat pikiran dan tubuh kembali segar.

Baringkan tubuh di tempat yang nyaman, dan sedikit demi sedikit kendurkan setiap bagian tubuh sambil membayangkan tempat yang menyenangkan.

Kenakan baju tidur yang membuat anda merasa nyaman. Suhu tubuh cenderung turun menjelang tidur, namun akan kembali meningkat di tengah malam, dan kembali turun menjelang terbangu. Karenanya, pilihlah jenis baju tidur yang dapat membuat anda bertahan melalui perubahan suhu tubuh ini. Kenakan selapis baju di saat musim kemarau, dan sediakan selimut saat musim hujan.

Rancang suasana menenangkan di kamar tidur. Pilih cat dan pelapis dinding berwarna hijau atau biru, redupkan penerangan di kamar tidur. Sinar yang berlebihan dan warna yang terlalu cerah cenderung menstimulasi panca indra, sehingga tidak bisa beristirahat secara optimal.

Semoga tips ini bermanfaat bagi anda semua.
Selengkapnya...