Kamis, 21 Mei 2009

IKHLAS YANG SEMPURNA

Ikhlas itu suatu perbuatan yang dilakukan tanpa mengharap apapun kecuali mendapat pahala dari Allah... Dan ikhlas itu perbuatan yang sulit sekali dilakukan,,, padahal suatu pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas bukan hanya mendapatkan pahala di akhirat kelak tapi juga akan memberikan kekuatan dan keberanian dalam bertindak...

Tapi kenyataannya untuk mencapai ikhlas itu sangatlah sulit... Ketika kita menolong seseorang tapi dengan niat ingin dipuji oleh orang lain maka itu akan menjadi sia-sia belaka...

Betapapun besarnya bantuan kita terhadap orang tersebut namun jika niat kita bukan karena Allah semata maka itu sungguh sia-sia karena tidak akan mendapat pahala... Jadi kunci utama dari ikhlas adalah niat dalam hati kita...

Ketika kita melihat orang yang sedang kesusahan dan dalam hati kita berkata “Andai saja aku punya banyak uang, maka aku akan menolongnya”,,, sekedar diniatkan dengan ikhlas walaupun niat itu belum terwujud, Allah telah mencatatkan pahala buat kita...

Jadi ikhlas juga cerminan hati kita yang bersih... Dan untuk bisa ikhlas tidaklah mudah, banyak sekali rintangan yang harus kita hadapi... Karena banyak sekali godaan yang tak henti-hentinya mengganggu kita... Dan setan itu akan terus menggoda seseorang yang mempunyai niat yang baik...

Agar kita bisa berbuat ikhlas mungkin kita harus memperbanyak berdoa kepada Allah agar seluruh amalan kita menjadi ikhlas hanya mengharap ridho dari-Nya bukan karena orang lain...

Selalu menyembunyikan amal kebaikan kita yaitu melakukan kebaikan tanpa diketahui oleh orang lain... Merasa takut kalau amal perbuatan kita tidak di terima Allah, takut kalau kebaikan kita hanya sia-sia belaka... Karena keikhlasan itu tidak hanya ketika kita sedang melakukan amal kebaikan,,, namun keikhlasan itu harus ada baik sebelum atau sesudah kita melakukan amal kebaikan...

Ikhlas itu persoalan hati,,, hanya Allah saja yang bisa mengetahui hati kita,,, ikhlas ibarat sebuah jarum di malam gelap gulita, yang tak akan pernah terlihat sebelum ada cahaya yang meneranginya...

Menilai seseorang apakah ia ikhlas atau tidak dalam beramal itu sangat sulit,,, karena kita tak pernah tau hati seseorang... Ikhlas juga bagaikan jiwa sementara amal perbuatan adalah tubuhnya...

Ikhlas ternyata begitu sangat penting dalam berbuat... Karena ikhlas,,, seseorang akan menerima apa pun yang ada pada dirinya... Dia akan menerima setiap kekurangan yang ada pada dirinya,,, menerima jika dia memiliki hidung tidak mancung,jadi tidak perlu melakukan operasi plastik,,, menerima kalau dia terlahir cacat,,, jadi tidak merasa rendah diri,,, menerima kalau dia dilahirkan dari keluarga miskin jadi dia tidak usah usah berbuat jahat untuk menjadi kaya tapi justru dia akan giat bekerja untuk tidak miskin lagi...

Sudahkah kita ikhlas??? semoga saja kita termasuk dari orang-orang yang selalu ikhlas... Baik terhadap diri kita maupun terhadap orang lain... Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan “riya” karena kebalikan dari “ikhlas” adalah riya... Karena sifat itu sangat dicela oleh Allah... Tapi kadang kita sering lupa terhadap pujian yang kita terima sehingga kita menjadi sombong dan lupa diri...

Selengkapnya...

Minggu, 17 Mei 2009

Memilih Menjadi Dewasa

Khoirunnisa

Idealnya setiap kita dalam rambatan usianya bertanya “Sudahkah kita membijak dalam masa penuaan ini??? Penting ditanyakan karena dewasa bukanlah keniscayaan akumulasi usia ataupun sesuatu yang berbanding lurus sejalan bertambahnya usia kita,,, akan tetapi dewasa adalah pilihan bagi mereka yang memilih untuk menjadi matang dalam usianya atau bukan pada usianya... Jadi jangan heran kalau dalam sebuah komunitas keluarga misalnya,,, seorang adik lebih dewasa lebih dewasa dari kakaknya atau bahkan dari orang tuanya sendiri...

Membincang tentang kedewasaan tentu tak akan terlepas dari definisi... Definisi dewasa itu sendiri masih diperdebatkan dan juga tidak sesederhana yang dibayangkan. Jika kita melihat dari sudut pandang hukum,,, Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UUPA) memaparkan dalam Pasal 1 bahwa anak adalah orang yang belum berusia 18 tahun... Pasal ini jelas menjadikan usia sebagai standar kedewasaan seseorang... Sebuah standar adopsi dari Konvensi Hak Anak Dewan Umum PBB pada 20 November 1989 yang diratifikasi oleh perwakilan Indonesia pada tahun 1990 melalui Konvensi Hak Anak (KHA)...

Berbeda sekali jika kita melihat definisi dewasa dari kacamata sosiologis masyarakat indonesia yang heterogen... Setiap masyarakat berdasarkan kultur dan budaya masing-masing memiliki pemaknaan yang berbeda-beda... Namun secara umum mayoritas masyarakat Indonesia melihat kedewasaan berdasarkan kecerdasan intelektual,,, emosional,,, dan spiritual... Nilai-nilai inilah yang kiranya baik kita terapkan dan berdayakan.

Memilih dewasa adalah sebuah pilihan yang mengantarkan kita pada posisi-posisi yang memuliakan dan mendamaikan,,, karenanya menjadi dewasa adalah pilihan yang menarik bukan??? Jangan mengererutkan kening dulu ataupun tidak setuju! Memang menjadi dewasa adalah pilihan yang beresiko,,, tapi mengapa harus tetap dipilih??? Karena hidup perlu percepatan,,, perlu kinerja maksimal dan yang paling penting adalah hidup adalah sebuah pertangungjawaban...

Siapakah sosok dewasa yang patut menjadi suri tauladan??? Jawabannya adalah Nabi Muhammad saw. Beliau adalah satu dari sekian banyak sosok dewasa yang patut kita teladani... Sesosok pemimpin yang berhasil mengekspansi Islam hingga ke seluruh dunia... Manusia yang dalam dirinya terkumpul contoh-contoh yang baik... Seorang yang terakui kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritualnya...

Kedewasaan sebuah lembaga juga bisa terlihat dari terpenuhinya indikator-indikator di atas... Mengingat lembaga adalah sebentuk organisasi di mana di dalamnya adalah orang-orang yang memiliki tujuan yang sama... Maka sudah barang tentu kedewasaan lembaga harus dibangun dari SDM yang ada di dalamnya...

Awali hari dengan berucap dan bersikap dalam kepantasan-kepantasan menjadi dewasa. Semangat!

Sumber : Daarut Tauhid Jakarta
Selengkapnya...

Kamis, 14 Mei 2009

Ciri Kedewasaan

Aa Gym

Alhamdulillaahirabbil 'aalamiin,,, Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala aalihi washahbihii ajmai 'iin... Semoga Allah yang mengenggam langit dan bumi,,, membuka pintu hati kita semua agar dapat memahami hikmah dibalik kejadian apapun yang menimpa... Dan semoga Allah membimbing kita untuk bisa menyikapi kejadian apapun dengan sikap terbaik kita...

Ciri khas umat Dewasa diawali dengan Diam Aktif... Yaitu kemampuan untuk menahan diri dalam berkomentar... Orang yang memiliki kedewasaan dapat dilihat dari sikap dan kemampuannya dalam mengendalikan lisannya... Seorang anak kecil, saudaraku apa yang dia lihat biasanya selalu dikomentari...

Orang tua yang kurang dewasa mulutnya sangat sering berbunyi,,, semua hal dikomentari. Ketika dia melihat sesuatu langsung dipastikan akan dikomentari,,, ketika menonton televisi misalnya. Komentar dia akan mengalahkan suara dari televisi yang dia tonton... Penonton tv yang dewasa itu senantiasa bertafakur,,, acara yang dia tonton senantiasa direnungkan (tentunya acara yang bermanfaat) dan memohon dibukakan pintu hikmah kepada Allah, Subhanallah...

Ketika menyaksikan demonstrasi dia bertafakur... "beginilah kalau negara belum matang, setiap waktu demo”,,, kata-kata yang dikeluarkan jauh dari kearifan... Ternyata sangat mudah menghina,,, mencaci,,, dan memaki itu "Seseorang yang pribadinya matang dan dewasa bisa dilihat dari komentar-komentarnya,,, semakin terkendali insya Allah akan semakin matang...

Ciri kedewasaan selanjutnya dapat dilihat dari empati... Anak-anak biasanya belum dapat meraba perasaan orang lain,,, orang yang bertambah umurnya tetapi tidak dapat meraba perasaan orang lain berarti belum dapat disebut dewasa...

Kedewasan seseorang dapat dilihat dari keberanian melihat dan meraba perasaan orang lain... Seorang ibu yang dewasa dan bijaksana dapat dilihat dari sikap terhadap pembantunya yaitu tidak semena-mena menyuruh... Walaupun sudah merasa menggajinya tetapi bukan berarti berkuasa... Bukankah ketika kita di kantor lembur pasti ingin dibayar lebih??? Tetapi pembantu lembur tidak ada lebihan gaji??? Semakin orang hanya mementingkan perasaannya saja maka akan semakin tidak bijaksana. Semakin orang bisa meraba penderitaan orang lain insya Allah akan semakin bijak... Percayalah,,, tidak akan bijaksana orang yang hidupnya hanya memikirkan perasaannya sendiri...

Orang yang dewasa, cirinya hati-hati (Wara’) dalam bertindak... Orang yang dewasa benar-benar berhitung,,, kehati-hatian memilih kata,,, mengambil keputusan,,, mengambil sikap,,, karena orang yang tidak dewasa cenderung untuk bersikap ceroboh... Orang yang dewasa terlihat dalam kesabarannya (sabar),,, kita ambil contoh,,, di dalam rumah seorang ibu mempunyai 3 orang anak,,, yang satu menangis,,, kemudian yang lainnya pun ikut menangis sehingga lama-kelamaan menjadi empat orang yang menangis... Mengapa??? karena ternyata ibunya menangis pula...

Ciri orang yang dewasa adalah sabar,,, dalam situasi sesulit apapun lebih tenang,,, mantap dan stabil. Sahabat-sahabat,,, seseorang yang dewasa benar-benar mempunyai sikap yang amanah,,, memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab... Untuk melihat kedewasaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya bertanggungjawab... nafkah yang halal dan mendidik anak istrinya...

Sebagai contoh,,, seorang ayah dapat dinilai bertanggung jawab atau tidak yaitu dalam cara mencari... Bukan masalah kehidupan dunia yang menjadi masalah,,, tetapi mampu atau tidak mempertanggungjawabkan anak-anak ketika pulang ke akhirat nanti... Ke surga atau neraka??? Oleh karena itu orang tua harus bekerja keras untuk menjadi jalan kesuksesan anak-anaknya di dunia dan akhirat...

Pernah ada seorang teman menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri,,, tetapi ketika ditanya tentang sholatnya ternyata tidak berjalan dengan baik karena orang-orangnya tidak ada yang sholat sehingga melakukannya pun hanya kadang-kadang... Apalagi shalat Jumat,,, sangat jarang dilaksanakan,,, dengan alasan masjidnya jauh...

Lalu kenapa disekolahkan di Luar Negeri??? alasannya adalah sebentar lagi globalisasi,,, ketika perdagangan bebas anak harus disiapkan... Tetapi bagaimana jika sebelum perdagangan bebas anaknya meninggal dunia??? sudah disiapkan belum pulang ke akherat??? orang yang dewasa akan berpikir keras bagaimana anak-anaknya bisa selamat? Jangan sampai di dunia berprestasi tapi di akherat celaka...

Sahabat-sahabatku,,, tidak cukup merasa bangga dengan menjadi tua,,, mempunyai kedudukan,jabatan,,, karena semua itu sebenarnya hanyalah topeng,,, bukan tanda prestasi... Prestasi itu adalah ketika kita semakin matang,,, dan semakin dewasa...

Kesuksesan kita adalah bagaimana kita bisa memompa diri kita dan menyukseskan orang-orang disekitar kita,,, kalau ingin tahu kesuksesan kita coba lihat perkembangan keluarga kita,,, istri dan anak-anak kita maju tidak??? lihat sanak saudara kita pada maju tidak??? Jangan sampai kita sendirian yang maju,,, tapi sanak saudara kita hidup dalam kesulitan,,, ekonominya seret,,, pendidikan seret,,, sedang kita tidak ada kepedulian... Berarti itu sebuah kegagalan,,, kedewasaan seseorang itu dilihat dari bagaimana kemampuan memegang amanah??? Wallahu’alam


—and/mikha—
manajemenqolbu.com



Sumber : Daarut Tauhiid Jakarta
Selengkapnya...