Minggu, 17 Mei 2009

Memilih Menjadi Dewasa

Khoirunnisa

Idealnya setiap kita dalam rambatan usianya bertanya “Sudahkah kita membijak dalam masa penuaan ini??? Penting ditanyakan karena dewasa bukanlah keniscayaan akumulasi usia ataupun sesuatu yang berbanding lurus sejalan bertambahnya usia kita,,, akan tetapi dewasa adalah pilihan bagi mereka yang memilih untuk menjadi matang dalam usianya atau bukan pada usianya... Jadi jangan heran kalau dalam sebuah komunitas keluarga misalnya,,, seorang adik lebih dewasa lebih dewasa dari kakaknya atau bahkan dari orang tuanya sendiri...

Membincang tentang kedewasaan tentu tak akan terlepas dari definisi... Definisi dewasa itu sendiri masih diperdebatkan dan juga tidak sesederhana yang dibayangkan. Jika kita melihat dari sudut pandang hukum,,, Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UUPA) memaparkan dalam Pasal 1 bahwa anak adalah orang yang belum berusia 18 tahun... Pasal ini jelas menjadikan usia sebagai standar kedewasaan seseorang... Sebuah standar adopsi dari Konvensi Hak Anak Dewan Umum PBB pada 20 November 1989 yang diratifikasi oleh perwakilan Indonesia pada tahun 1990 melalui Konvensi Hak Anak (KHA)...

Berbeda sekali jika kita melihat definisi dewasa dari kacamata sosiologis masyarakat indonesia yang heterogen... Setiap masyarakat berdasarkan kultur dan budaya masing-masing memiliki pemaknaan yang berbeda-beda... Namun secara umum mayoritas masyarakat Indonesia melihat kedewasaan berdasarkan kecerdasan intelektual,,, emosional,,, dan spiritual... Nilai-nilai inilah yang kiranya baik kita terapkan dan berdayakan.

Memilih dewasa adalah sebuah pilihan yang mengantarkan kita pada posisi-posisi yang memuliakan dan mendamaikan,,, karenanya menjadi dewasa adalah pilihan yang menarik bukan??? Jangan mengererutkan kening dulu ataupun tidak setuju! Memang menjadi dewasa adalah pilihan yang beresiko,,, tapi mengapa harus tetap dipilih??? Karena hidup perlu percepatan,,, perlu kinerja maksimal dan yang paling penting adalah hidup adalah sebuah pertangungjawaban...

Siapakah sosok dewasa yang patut menjadi suri tauladan??? Jawabannya adalah Nabi Muhammad saw. Beliau adalah satu dari sekian banyak sosok dewasa yang patut kita teladani... Sesosok pemimpin yang berhasil mengekspansi Islam hingga ke seluruh dunia... Manusia yang dalam dirinya terkumpul contoh-contoh yang baik... Seorang yang terakui kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritualnya...

Kedewasaan sebuah lembaga juga bisa terlihat dari terpenuhinya indikator-indikator di atas... Mengingat lembaga adalah sebentuk organisasi di mana di dalamnya adalah orang-orang yang memiliki tujuan yang sama... Maka sudah barang tentu kedewasaan lembaga harus dibangun dari SDM yang ada di dalamnya...

Awali hari dengan berucap dan bersikap dalam kepantasan-kepantasan menjadi dewasa. Semangat!

Sumber : Daarut Tauhid Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berikan komentar,,, tapi jangan spam ya...